Profil Program
Inisiatif
Balantieng
Inisiatif Balantieng merupakan inisiatif bersama 14 lembaga mitra yang bertujuan untuk melindungi dan memulihkan ekosistem DAS Balantieng melalui penguatan kapasitas komunitas lokal, dengan menekankan pada pengetahuan dan kearifan lokal.
#
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, serta membangun resiliensi sosial-ekologis di wilayah DAS Balantieng.
DAS Balantieng, yang membentang dari pegunungan Kabupaten Sinjai hingga pesisir Kabupaten Bulukumba, memiliki luas 20.605 hektar, terdiri dari kawasan hutan lindung seluas 3.194 hektar, hutan produksi 255 hektar, kawasan konservasi 516 hektar, dan areal penggunaan lain seluas 16.640 hektar.
Secara administratif, DAS Balantieng mencakup 34 desa, dengan 3 desa di Kabupaten Sinjai dan 31 desa di Kabupaten Bulukumba. Wilayah hulu dan tengah DAS Balantieng memiliki potensi komoditas agroforestri yang melimpah, seperti kopi, tembakau, cengkeh, lada, pala, kelapa, aren, kemiri, dan buah-buahan. Sementara itu, bagian hilir didominasi oleh sawah irigasi dengan komoditas utama padi dan palawija, serta terdapat juga perkebunan kelapa, tambak, dan hutan mangrove.


Namun, DAS Balantieng menghadapi beberapa ancaman yang dapat merusak ekosistem dan menurunkan kualitas DAS, antara lain kerawanan bencana banjir dan erosi, ekspansi tambang pasir di wilayah tengah yang memicu erosi badan sungai, gangguan pada sistem produksi pertanian akibat penurunan kualitas DAS, serangan hewan liar, perubahan musim yang tidak menentu, dan penggunaan input kimia yang berlebihan. Ancaman-ancaman inilah yang dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan hidup dan ketidakseimbangan ekosistem, yang berpotensi memicu bencana alam dan perubahan iklim.
Inisiatif ini didukung oleh Global Environmental Facility-Small Grants Programme (GEF-SGP) Indonesia merupakan program penyaluran dana hibah kecil untuk pengelolaan lingkungan berbasis komunitas masyarakat lokal yang rentan terhadap perubahan lingkungan. Program tersebut diimplementasikan oleh United Nation Development Programme (UNDP) dan dilaksanakan di Indonesia oleh Yayasan Bina Usaha Lingkungan (YBUL) sejak tahun 1997.
Inisiatif Balantieng bertujuan untuk meningkatkan kapasitas organisasi mitra dalam mengelola DAS Balantieng secara berkelanjutan, melindungi dan memulihkan ekologi DAS, serta mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program ini juga menempatkan pengetahuan dan kearifan lokal sebagai kekuatan dalam menjawab tantangan ekologis yang dihadapi masyarakat.
Program ini berlangsung dari tahun 2023 hingga 2026. Implementasinya melibatkan survei dan konsultasi dengan pemerintah daerah Bulukumba sejak Januari 2023, menggunakan metode SEPLS (socio-ecological production landscapes) untuk membantu pengukuran dan pemahaman ketahanan bentang alam DAS Balantieng.
Berikut ini 14 lembaga lokal yang berkolaborasi untuk mengimplementasikan berbagai program dalam pengelolaan berkelanjutan DAS Balantieng, mencakup 17 desa dengan berbagai proyek yang berfokus pada penguatan komunitas dan pemulihan ekosistem.
Siklus I
PPSS di Desa Balong mengembangkan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Dengan fokus pada keberlanjutan lingkungan, PPSS berupaya mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam desa untuk memastikan kelestarian ekosistem setempat. Kontak: 082291630988 (Jaja).
KSPS mencakup wilayah Manjalling, Balong, Anrang, Bajiminasa, Bonto Matene, Bontolohe, Tamaona, Orogading, Kassibuleng, dan Kahayya. Program mereka berfokus pada pengembangan simpul belajar masyarakat dalam pengelolaan DAS Balantieng, yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam mengelola lingkungan mereka. Kontak: 08115240089 (Armin).
Kareso Bulukumba di Desa Manjalling bekerja untuk mewujudkan tata kelola sumber daya alam yang inklusif dan berkelanjutan. Program ini memastikan bahwa semua kelompok masyarakat terlibat dalam pengelolaan sumber daya alam secara adil dan efektif, demi kesejahteraan bersama. Kontak: 082394470091 (Salman).
JMR di Desa Kassibuleng berfokus pada peningkatan layanan ekosistem desa sebagai catchment area DAS Balantieng dan wilayah penyangga TAHURA Abdul Latif. Mereka mengimplementasikan berbagai inisiatif untuk melindungi dan meningkatkan kualitas ekosistem lokal. Kontak: 081219294476 (Abdul Malik).
BUMDES Tumarila di Desa Anrang berperan dalam berbagai proyek pengembangan desa. Meskipun informasi detail mengenai program spesifik mereka tidak tersedia, mereka aktif dalam mengembangkan potensi lokal untuk kesejahteraan masyarakat. Kontak: 085342006842 (Haris).
LHLC di Desa Kahayya berfokus pada adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui penerapan pertanian berkelanjutan. Program mereka mencakup teknik pertanian yang ramah lingkungan dan tahan terhadap perubahan iklim, memastikan keberlanjutan produksi pertanian. Kontak: 081805484364 (Ical).
Siklus II
DMT bekerja di berbagai desa termasuk Swatani, Karama, Bontoharu, Bonto Bangun, Anrang, Bajiminasa, Bonto Mateāne, Bontolohe, Tamaona, Orogading, dan Sapobonto. Mereka mendampingi dan mengembangkan koperasi petani penghasil gula aren, membantu petani meningkatkan produksi dan pemasaran produk mereka. Kontak: 085299665727 (Wandi).
Koperasi Mitra Mandiri Kahayya beroperasi di Kahayya, Kindang, dan Bonto Tengah, berfokus pada peningkatan produktivitas kopi. Program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani kopi tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan melalui praktik pertanian yang baik. Kontak: 085299948344 (Marsan).
Beranda Komunitas bekerja di Desa Manjalling, Anrang, Tamaona, Kindang, Bontomatene, dan Bajiminasa untuk menyediakan akses pasar yang berkelanjutan bagi produk komunitas. Inisiatif ini bertujuan untuk memulihkan dan melindungi ekosistem DAS Balantieng melalui penguatan ekonomi komunitas. Kontak: 085255110436 (Dhani).
LMI di Sapobonto dan Tamaona mengembangkan program agroforestri untuk mendukung peningkatan ekonomi dan keberlanjutan ekosistem hulu DAS Balantieng. Mereka mengintegrasikan berbagai jenis tanaman untuk menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan produktif. Kontak: 085343785110 (Enul).
Siklus III
Akar Tani bekerja di Gunung Perak, Barania, Bonto Tengah, dan Batubelerang untuk menguatkan komunitas pengelola hutan. Program mereka mendukung keberlanjutan ekosistem DAS Balantieng melalui pengelolaan hutan yang bijaksana dan partisipatif. Kontak: 081258337399 (Tobo).
Saukang mendampingi petani rumput laut di Garanta, Manjalling, dan Dannuang. Program mereka fokus pada peningkatan kapasitas petani rumput laut dan memastikan praktik yang berkelanjutan dalam produksi rumput laut. Kontak: 082393395770 (Guntur).
Gertani di Desa Bajiminasa mengelola pekarangan dan kebun keluarga untuk pelestarian DAS Balantieng. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan keluarga melalui pertanian berkelanjutan di pekarangan rumah. Kontak: 085298487645 (Lilis).
Sejagat memiliki inisiatif untuk merekam kegiatan dan perkembangan seluruh program Inisiatif Balantieng dan bekerjasama dengan seluruh mitra. Dengan dokumentasi yang baik, mereka berupaya memberikan transparansi dan menyebarkan informasi mengenai dampak positif program ini. Kontak: 085260351380 (Panji).